3 Followers
1 Following
onlywords

Words of a Bibliophile

"It's only words, and words are all I have, to take your heart away." —Bee Gees

Juru Masak Para Maiko by Aiko Koyama

Komik ringan ini mengambil latar belakang kehidupan maiko atau calon geiko (lebih dikenal sebagai geisha) di kota tua Kyoto. Di balik sebuah wisma tempat tinggal para maiko ada seorang gadis muda berusia 16 tahun bernama Kiyo, yang tadinya menjalani pelatihan untuk menjadi maiko tapi gagal karena dinilai tidak berbakat. Ternyata Kiyo memiliki bakat lain dan menemukan tempatnya sebagai juru masak di wisma yang mendukung kehidupan dan pekerjaan para maiko dengan memasak berbagai hidangan lezat untuk mereka setiap hari.

Jenis komik ini adalah slice-of-life yang menghadirkan sekelumit kisah sehari-hari dalam bab-bab pendek. Panjangnya kira-kira hanya 10 halaman per bab sehingga setiap jilid komik ini memang terasa tipis. Tidak seperti manga lain tentang masak-memasak yang pernah saya baca, misalnya Yokohama Chinatown Fantasy yang menyertakan resep masakan di setiap akhir bab, komik ini tidak begitu dalam membahas tentang masakan dan hanya menyebutkan sedikit anekdot dari kehidupan pribadi sang komikus tentang hidangan yang dibahas tiap babnya.

Perkembangan plot komik ini terasa lambat karena sifatnya sebagai kisah slice-of-life yang berfokus pada kehidupan sehari-hari tanpa konflik besar atau arah tertentu yang menjadi tujuan cerita. Terlebih lagi komik ini juga sering kali mundur ke belakang untuk menceritakan kehidupan Kiyo dan sahabatnya sejak kecil, Sumire (Suu), di daerah asal mereka di Aomori sebelum keduanya pergi merantau ke Kyoto untuk berlatih menjadi maiko. Saking lambatnya plot, ringkasan cerita di sampul belakang jilid ke-2 sampai ke-5 terjemahan Indonesia komik ini terus-menerus menyebutkan hal yang sama: Kiyo gagal menjadi maiko tapi beralih jadi juru masak, sementara Sumire menapaki jalan sebagai maiko. Penambahan karakter baru yang menambah konflik pun sangat jarang terjadi. Baru di jilid ke-6 (jilid terbaru yang saya baca) ada karakter calon maiko baru yang meramaikan suasana.

Komik ringan dan singkat tentang makanan seperti ini tentunya tidak akan membahas topik yang terlalu berat, tapi ini menimbulkan kesenjangan antara hal-hal yang disebutkan dan yang tidak. Saya tahu bahwa, tidak seperti anggapan sebagian orang, maiko dan geiko/geisha lebih merupakan seniman pertunjukan tari dan musik, dan tidak sama dengan prostitusi. Namun, tetap saja profesi ini terasa paling tidak menyerempet atau mendekati prostitusi karena kliennya sebagian besar pria yang lebih tua yang berperan sebagai 'patron' mereka. Sempat disebutkan bahwa di distrik puspa tempat kerja maiko dan geiko dilarang keras memasak masakan seperti kare Jepang yang aromanya mengingatkan pria tentang rumah. Kenapa begitu, hayo? Cobalah kita pikirkan dengan kritis.

 

Yang juga mengganjal dalam komik ini adalah fakta bahwa para kandidat maiko merupakan anak perempuan di bawah umur yang baru lulus SMP. Mereka pada dasarnya putus sekolah dan menjalani pelatihan penuh waktu setiap hari untuk kemudian bekerja sebagai maiko, dengan klien yaitu bapak-bapak lebih tua yang disebutkan tadi. Selain mempertunjukkan tarian untuk menghibur tamu, salah satu bagian pekerjaan maiko adalah menyajikan minuman beralkohol kepada tamu meskipun mereka sendiri masih di bawah umur. Saya bertanya-tanya ada atau tidakkah hukum tenaga kerja anak di Jepang yang mengatur hal ini.

Terlepas dari aspek yang patut dipertanyakan, komik ini berfokus pada hubungan antar manusia terutama persahabatan antara Kiyo dan Sumire. Meskipun Sumire berhasil menjadi maiko dengan nama resmi Momohana sementara Kiyo yang tidak lolos pelatihan beralih menjadi juru masak di wisma, hubungan mereka tetap erat. Kiyo mendukung Sumire dan penghuni wisma lainnya dengan memasak hidangan yang memberi mereka semangat di tengah keseharian yang melelahkan, dan menjadi penyokong yang penting di belakang panggung para maiko. Makanan juga menjadi jembatan nostalgia yang mengingatkan Kiyo dan Sumire tentang kampung halaman. Kehangatan persahabatan dan kebersamaan para penghuni wisma yang tersampaikan melalui makanan, minuman dan camilan lezat menjadi pesona tersendiri dari komik ini.